BeritaInternetNKRI |Hari ini adalah hari terburuk baru bagi Rupiah Indonesia pasalnya rupiah baru kali ini tembus hingga 14.000. ini terlihat ketika Anda cek di Google "Dollar Rupiah Maka akan muncul Nilai Tukar Rupiah seperti Gambar diatas. Update ini terjadi pada pukul 22.00 WIB.
"Ruang pelemahan rupiah masih ada jika melihat harga minyak yang turun tajam semalam. Namun, pelemahan indeks dollar AS yang dipicu menurunnya harapan kenaikan suku bunga AS berpeluang mencegah pelemahan yang terlalu dalam," demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia pada pagi ini.
Indeks dollar AS turun bersamaan dengan penurunan imbal hasil obligasi AS serta indeks saham AS. Angka jobless claims yang naik berhasil menekan harapan kenaikan suku bunga AS yang beberapa hari lalu sempat naik menyusul rilis notulensi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
Dari Eropa, pengunduran diri Perdana Menteri Yunani ternyata disambut baik jika melihat euro yang naik tajam hingga malam tadi. Adapun pagi ini, angka manufaktur Tiongkok yang diperkirakan stabil pun ditunggu. Angka manufaktur AS yang dirilis pada malam nanti juga diperkirakan stabil. Dollar AS masih kuat di Asia, walaupun penguatan indeks dollar AS sudah semakin terkoreksi.
Menurut Wapres Jusuf Kalla bukan satu-satunya negara yang mengalami pelemahan nilai tukar mata uang. Malaysia bahkan mengalami kondisi yang lebih parah dari Indonesia.
"Ini sekali lagi gejala dunia karena China. Malaysia lebih hebat lagi turunnya, minyak turun, saham turun, maka terjadi pelemahan-pelemahan mata uang akibat ekonomi turun. Artinya rupiah yang turun itu dengan dollar, berarti dollar menguat, orang banyak lari, ekonomi di Asia itu menurun, banyak orang keluar dari Asia di Amerika," tutur Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat (21/8/2015).
Untuk menghadapi dollar AS yang semakin perkasa, Pemerintah terus mengupayakan pengurangan pemakaian dollar. Bank Indonesia diminta mengatur secara ketat pemakaian dollar AS di dalam negeri. Di samping itu, lanjut Kalla, pemerintah akan berupaya mengurangi impor.
"Kemudian diusahakan ekspor tetapi tidak mudah. Karena itu produksi dalam negeri-lah harus naik. Sempit yang bisa dibuat, tetapi harus dibuat," ucap Kalla.
Bank Indonesia (BI) mengatakan, penyebab pelemahan rupiah masih sama yaitu karena tekanan ekonomi global. Namun, BI melihat adanya ketidakpastian baru yang diciptakan bank sentral Amerika Serikat (AS) yaitu The Fed lantaran dinilai ragu menaikkan suku bunga. Selain karena kembali adanya ketidakpastian di pasar akibat pernyataan The Fed, BI mengatakan pelemahan rupiah juga masih dipengaruhi keputusan China yang mendevaluasi yuan.
(HBS)